PENGENDALIAN GULMA DIPERTANAMAN EUCALYPTUS MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS BAHAN AKTIF HERBISIDA

Abstract

Eucalyptus pellita F. Muell merupakan salah satu jenis tanaman industri yang diprioritaskan untuk tanaman hutan, yang berguna untuk memenuhi bahan baku industri seperti pulp dan kertas, kusen pintu dan jendela, kayu lapis, pembungkus, korek api dan kayu bakar. Selain itu Eucalyptus pellita merupakan salah satu jenis tanaman yang cepat tumbuh dan sedang dikembangkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis gulma di areal pertanaman Eucalyptus pellita F. Muell, serta pengaruh interaksi antara jenis bahan aktif dan konsentrasi larutan herbisida terhadap pengendalian gulma yang meliputi bobot kering gulma dan persentase gejala kerusakan gulma. Penelitian dilaksanakan di Distrik Bagan Tengah PT. BAP Sungai Baung yang dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2024.Penelitian ini menggunakan metode percobaan RAKL (Rancangan Acak Kelompok Lengkap) yang terdiri dari 8 perlakuan yaitu : P₀ (tanpa perlakuan), P₁ (herbisida saflufenacil), P₂ (herbisida saflufenacil + glufosinate), P₃ (herbisida saflufenacil + fluroxypyr), P₄ (herbisida saflufenacil + florpyrauxifen benzyl), P₅ (herbisida saflufenacil + sulfentrazone), P₆ (herbisida saflufenacil + glufosinate +florpyrauxifen benzyl), P₇(herbisida saflufenacil + sulfentrazone +florpyrauxifen benzyl). Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kondisi cuaca, kondisi vegetasi, bobot kering gulma, dan gejala kerusakan gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwaterdapat 5 jenis gulma yang dominan pada pertanaman Eucalyptus pellita F. Muell yaitu, gulma paku lemidi (Stenochlaena palustris), gulma sambung rambat (Mikania micrantha), gulma alang-alang (Imperata cylindrica), gulma rumput kerbau (Paspalum conjugatum) dan gulma rumput israel (Asystasia gangetica) dan perlakuan herbisida saflufenacil + glufosinate +florpyrauxifen benzyl (P₆) mendpatkan persentase kerusakan gulma tertinggi dan bobot kering gulma terendah.