OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN RAWA LEBAK DENGAN PENDEKATAN TEKNOLOGI BERBASIS LOKASI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR SUMATERA SELATAN

Authors

  • Waluyo Badan Riset dan Inovasi Nasionla
  • Andre Setiyawan Universitas Tamansiswa Palembang
  • Taufik Syamsuddin Universitas Tamansiswa Palembang

DOI:

https://doi.org/10.51517/ags.v7i1.549

Keywords:

lahan rawa lebak, potensi lahan

Abstract

Lahan rawa lebak merupakan lahan marjinal yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Sumatera Selatan. Namun, hingga saat ini, hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Di Sumatera Selatan, potensi pengembangan lahan rawa lebak mencapai 2,98 juta hektar, tetapi yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman padi baru seluas 0,37 juta hektar. Dari luas tersebut, terdiri dari 0,07 juta hektar lahan lebak dangkal, 0,13 juta hektar lebak tengahan, dan 0,17 juta hektar lebak dalam. Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memiliki potensi areal lebak terluas di Sumatera Selatan, yakni seluas 281.410 hektar, dengan luas baku seluas 97.334 hektar. Lahan rawa lebak memiliki prospek yang cukup baik untuk menjamin swasembada pangan nasional jika dikelola dengan teknologi yang tepat. Badan Litbang Pertanian telah melakukan banyak penelitian dasar, terapan, dan pengembangan, serta menghasilkan teknologi rekomendasi untuk pengembangan sistem usahatani spesifik lokasi. Teknologi utama yang telah direkomendasikan meliputi penataan lahan, pemilihan komoditas dan varietas unggul, pemupukan, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman.Secara tradisional, petani umumnya hanya menanam padi satu kali dalam setahun, dengan produksi yang dicapai hanya 3,0 ton per hektar. Angka ini masih jauh di bawah rata-rata hasil penelitian yang mencapai antara 4,5 hingga 7,0 ton per hektar. Penelitian menunjukkan bahwa produktivitas lahan lebak memiliki peluang besar untuk ditingkatkan, terutama pada lahan lebak dangkal, dengan mengintroduksikan penataan lahan, pola tanam, penggunaan varietas unggul, pengolahan tanah, serta paket pemupukan yang spesifik lokasi. Kendala utama dalam pengembangan lahan rawa lebak, selain faktor agrofisik seperti fluktuasi genangan air, adalah faktor teknis, sosial ekonomi, dan kelembagaan. Usaha untuk memperbaiki kondisi lahan rawa lebak tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan teknologi sistem usahatani yang spesifik lokasi, yang mampu meningkatkan produktivitas lahan sekaligus pendapatan petani.

Additional Files

Published

2025-04-25